Puisi Menolak Mati di Taman Kota

Taman kota,
purnama mengintip
di balik rimbun daun jati,
mencari puisi-puisi
tanpa penyair pemain kata
tapi langkah kaki dan tatap mata.

Taman kota,
purnama masih mengintip
di balik rimbun hati,
nanar menatap lampu halogen,
ada yang benci silau hati
ada yang jatuh cinta sampai birahi,
ada bayi yang mati.

Taman kota,
purnama lelah mengintip
di balik rimbun daun jati,
tak ada lagi puisi,
hanya tubuh-tubuh menggeliat,
menolak dikubur esok pagi.


Pati, 15 Oktober 2011

No Response to "Puisi Menolak Mati di Taman Kota"

Posting Komentar